Kamis, 20 Mei 2021

Ramadhan, Aku Malu

Wahai Ramadhan,

Sebetulnya, agak sungkan menyambut dan memberimu tulisan seperti ini,

Seolah bulan lain kurang baik, sehingga kurang pantas untuk disambut dan diberi tulisan.


Aku malu,

Aku tak enak pada Muharam, mungkin saja dia cemburu.

Hanya di Ramadhan saja aku rajin mengaji,

Hanya di Ramadhan saja aku rajin ke masjid,

Hanya di Ramadhan saja aku menjaga pandangan, dst.

Selesai Ramadhan, aku kembali lalai.

Barangkali Syawal marah,

"Ah, aku pun ingin diperlakukan sama seperti Ramadhan, aku ingin kau berbuat baik juga saat aku datang"

Aku bingung..

Apakah karena Tuhan tak menjanjikan apa-apa selain di bulan Ramadhan?

Atau karena janjinya di bulan lain tidak semenarik di bulan Ramadhan?


Aku malu menemui bulan-bulan selain Ramadhan

Aku malu menemui Syawal, Sya'ban Muharam dst

Mereka pasti berpikir bahwa aku munafik,

bahwa aku materialistis.

Maafkan aku..

.

Astaga!!

Kukira hanya 11 bulan itu saja yang marah, ternyata Ramadhan pun juga

"Oh, jadi kau bersolek saat aku datang hanya karena Tuhan menjanjikan begitu banyak pahala?

jika tidak, mungkin nasibku sama seperti bulan yang lain, diabaikan dan kau tetap lalai"

.

Aku malu

Aku malu

Maafkan aku..



Adi Muhammad,

Bandung, Juni 2017

Rabu, 19 Mei 2021

Selasa, 18 Mei 2021

Tunjukkanlah Aku Jalan yang Lurus

Tuhan, bolehkah aku bertanya?

Tentang akan kemanakah mereka yang melakukan bom bunuh diri dengan alasan jihad.

Surga kah? atau neraka?

Kami sepakat bahwa membunuh, baik membunuh diri sendiri terlebih manusia lain adalah sebuah dosa besar. Alih-alih sebuah jihad.

Maka, neraka kah untuknya?

Tapi, pem-bom itu tentu tidak sepakat tentang ini. 

Mereka jelas meyakini bahwa itu adalah jalan menuju ridha-Mu, karenanya mereka siap mati di jalan itu.

Jadi, Surga kah baginya?

Ini adalah hak prerogatif-Mu, hanya Engkau yang tahu jawabannya. Itulah mengapa saya bertanya langsung pada-Mu.


Tidak, saya tetap meyakini bahwa itu dosa. 

Saya masih berpegang teguh bahwa "siapa yang melayani dan memuliakan makhluk-Mu, hakikatnya sedang melayani dan memuliakan-Mu".

Yang ingin saya katakan adalah walaupun banyak ulama-ulama yang melarang perbuatan itu, tapi tetap saja banyak yang melakukannya.

Ini berbeda dengan ibadah lain; shalat

Setiap muslim, terlepas apakah dia menjalankanna atau tidak, tapi semua sepakat bahwa meninggalkan shalat adalah dosa.

Ini berbeda, Tuhan.

Masing-masing dari kami sepenuhnya sadar dan yakin bahwa apa yang kami lakukan adalah benar dan diridhai oleh-Mu.

Jadi tolong, bisakah Engkau saja yang langsung mengatakan pada kami tentang mana yang benar dan mana yang salah?

Aku yakin, jika Engkau sendiri yang mengatakan, tak akan ada lagi perdebatan.

Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.


Adi Muhammad,

Bandung, 28 April 2017

Minggu, 16 Mei 2021

Do Re Mi

Do bukanlah Mi

Begitupun dengan So, masing-masing berbeda nada

Anggaplah ketiga nada itu adalah kita,

Lebih luas, berbicara manusia

Biarlah Do dengan ke-Do-an nya, tak usah paksakan ia menjadi Re atau apa pun

Jangan pula yang lain menyalahkan Fa gara-gara ke Fa-an nya

Lain cerita jika kita bantu mencarikan nada bagi yang belum menemukan apakah dirinya Do, La atau apa

Namun, jika dia telah yakin dengan ke Si-an nya, biarlah, itu adalah nadanya

Jika kamu tidak sepakat, tidak apa

Silahkan nikmati musik satu nadamu.


Adi Muhammad,

Bandung, 9 April 2017