Rabu, 08 September 2021

Seorang Gadis yang Mengenang Lara (1)

Desiran angin mengibaskan daun bidara
Masuk lewat celah jendela mata
Ke dalam ruang hampa di dalam ingatan
Membuka kembali lembaran kenang; kenang yang ingin dimusnahkan

Genap lima tahun silam, di bawah pohon bidara ini
Seorang gadis sedang menunduk menuai lara
yang ia tanam berdua dengan kekasihnya yang berdusta
lelaki itu berkata bahwa benih yang ditanam bersama itu adalah benih bahagia; padahal lara organik

Musim itu menjadi musim muram dan suram bagi sang gadis
Lantaran baru kemarin ia selesai menyebar kabar hendak menggelar pernikahan
Sedang esok harinya, lelaki itu pergi meninggalkannya
Setelah meneguk anggur dari cawan tubuhnya

Sang Gadis seperti kehilangan seluruh dirinya
Betapa kehidupan sungguh seperti ilusi, tak bisa dipercaya
Seminggu lalu dunia bagai taman berbunga
Hari ini yang ia rasakan hanya lumpur nanah yang terus menghisap dirinya; menenggelamkannya dalam kehinaan

Betapa kehidupan sungguh seperti ilusi, ia tak berdaya.


Adi Muhammad,
Garut, 9 September 2021

0 komentar:

Posting Komentar